Jepara,SK
Limbah besi scrab mega proyek 5-6 PLTU TJ. B. Di Desa Tubanan, Jepara, yang seharusnya diserahkan kepada masyarakat di 5 desa penyangga yaitu Desa Tubanan, Kancilan, Kaliaman, Kedung Leper dan Wedelan. Tetapi hanya di kuasai secara sepihak oleh seseorang yang bernama Kuis Prahasti alias wiwis.
Dibeberapa media informasi online maupun cetak dituliskan bahwa wiwis didukung oleh petinggi Tubanan yang bernama Untung Pramono.
Setelah kami konfirmasi hal tersebut kepada petinggi Tubanan, Untung Pramono, beliau mengatakan informasi yang tersebar itu tidak benar. Beliau tidak ikut campur atas limbah PLTU tersebut.
Menurut informasi yang kami dapat dari salah satu desa penyangga menyatakan bahwa desa tersebut mendapat kontribusi sebesar Rp 2,5 jt itu pun hanya dua desa .
Wiwis meminta limbah scrab PLTU Tanjung Jati B 5 dan 6 di kelola oleh Wiwis sebagai perwakilan masyarakat. Menurut informasi dari masyarakat, Wiwis meminta pihak kepolisian untuk mengawal limbah besi scrab tersebut, supaya tidak ada penghadangan dari masyarakat ditengah perjalanan.
Surat keterangan dari pihak Construction manager PLTU TJ B 5 , 6 diberikan kepada Wiwis karena Wiwis mengatakan bahwa Ia mewakili warga masyarakat sekitar. Namun kepada awak media masyarakat disekitar daerah penyanggah justru mengeluh dan tidak merasa mewakilkan serta tidak mendapatkan manfaatnya bahkan mengakibatkan jalan – jalan mereka rusak. Jadi masyarakat mana yang diwakili ?
Sampai sekarang harga limbah besi scrab belum diketahui berapa hasil penjualan limbah scrab yang dikeluarkan dari PLTU TJ B.Sememtara jalan yang dilalui kendaraan pengangkut limbah PLTU TJ B banyak yang mengalami kerusakan parah diantaranya jalan di desa Tubanan .
Kami minta pada penegak hukum supaya melakukan tindakan keras dan terukur kepada mafia limbah gypsum maupun limbah besi scrab. Karena mereka hanya memperkaya diri sendiri tanpa menghiraukan akibat yang diterima oleh masyarakat.
Wartawan SK mempertanyakan kenapa penegak hukum dari pihak kepolisian maupun Forkopinda berdiam diri? Ada apa dibalik ini? Apakah ada koordinasi antara para pihak tersebut? ( B.Simanjuntak ).