Jepara,SK
Jepara berduka atas meninggalnya seorang tenaga medis / pejuang kesehatan yakni dokter Yoyok Setiyono (51 tahun) sebagai dokter umum di RSUD RA Kartini Jepara, Jawa Tengah, karena terkonfirmasi positif covid 19 , sabtu (28/11/2020) pukul10.15 WIB.
Dokter yang berkediaman di Desa Kaliaman , Kec.Kembang, Kab.Jepara tersebut, meninggal dunia saat menjalani perawatan intensif di RSUD dr Moerwadi Solo.
Awalnya dr Yoyok Sutiyono sakit dan dirawat di RSUD RA Kartini Jepara. Karena memiliki penyakit bawaan /indikasi sakit paru- paru akut maka beliau dikirim ke RSUD dr Moerwadi Solo agar mendapatkan penanganan lebih lanjut disamping sakit karena covidnya,namun Tuhan berkehendak lain, beliau meninggal .
Sekitar pukul 16.30 jenazah beliau dikirim dari Solo menuju Jepara,sehingga hampir semua tenaga kesehatan di RSUD RA Kartini menunggu hingga pukul 17.00 WIB .
Setelah jenazah datang sementara disemayamkan di RSUD RA Kartini Jepara untuk di sholatkan dan memberikan penghormatan yang terakhir.Semua yang hadir menangis,sangat berduka dan merasa sangat kehilangan anggota keluarga mereka sesama tenaga medis. Pada waktu itu Bupati Jepara sudah di beritahu oleh direktur RSUD RA Kartini ,namun anehnya H Dian Kristiandi sebagai bupati Jepara dan Ketua Satgas Covid 19 tidak hadir dan ter lihat tidak peduli.
Menurut informasi, pada waktu bersamaan yang bersangkutan malah berpesta ( makan- makan) di Bandengan dengan di dampingi kepala Disdikpora Agus Tri Harjono dan kepala Diskominfo ,dan pada waktu itu mengajak makan siang pemulung. Kejadian tersebut oleh H Dian Kristiandi minta diabadikan oleh wartawan. Hal ini menunjukkan yang bersangkutan lebih mengedepankan pencitraan daripada hadir untuk berbelasungkawa karena meninggalnya atau telah kehilangan tenaga medis yang berjuang di garda terdepan dengan bertaruh nyawa untuk menyelamatkan rakyat Jepara dari serangan covid 19.
Ketidakpedulian Bupati Jepara bukan saja nampak dari ketidak kehadirannya pada saat jenazah datang tetapi juga dengan tidak mengirimkan karangan bunga turut berduka cita untuk menunjukan empati dan kepedulian,hal ini membuat miris dan rasa prihatin bagi para rekan tenaga medis sejawat almarhum. Padahal dimasa seperti ini mereka sangat membutuhkan dukungan dan support baik dari masyarakat terlebih dari pemerintah daerah.
” Kalau tidak ada kepedulian atau empati terhadap tenaga kesehatan , maka jangan heran jika nantinya para tenaga kesehatan akan merasa malas dan acuh tak acuh dalam mengobati pasien covid 19 karena beresiko tinggi sehingga penanganan tidak maksimal dan akibatnya banyak pasien yang dirugikan dan menjadi korban,” ujar salah satu dokter yang menangani covid 19.(Why ).